Merah Putih [2009]

akhirnya gue tonton juga Merah Putih, setelah meyakinkan diri kalo gue bisa menyukai film bergenre perang-perang kayak gini plus bumbu-bumbu sejarah Indonesia di dalamnya. dan well, sangat jauh dari apa yang gue harepin. seolah membenarkan review tetangga-tetangga kalo bagian pertama dari sebuah trilogi ini sangat mengecewakan. emang apa sih yang mengecewakan?

film ini fiksi, jadi sang penulis skenario bisa seenak jidat membuat cerita. oke-oke aja sih sebenernya. apalagi film dengan genre kayak gini langka di scene perfilman tanah air. dan karena fiksi itulah, feel yang dibawa nggak ngena. dan dari apa yang gue lihat, akting pemain-pemainnya masih kurang greget, mungkin karena berdasarkan kejadian nonfiksi yang disangkut-sangkutin sama sejarah itulah muncul karakter yang dipaksa sutradara harus dimunculkan oleh pemain di layar. dan karakter itu, jujur saja, sangat annoying.

dari segi visual effect nggak terlalu heboh. tembak-tembakannya terkesan dibuat-buat. contohnya kek adegan tentara belanda tertembak. masa iya ketika harus akting tertembak ekspresinya alay gitu? belum lagi shoot kamera si sutradara juga kayak kebingungan mau diarahin kemana. yang ada, malah bikin gue pusing.

adegan ledak-ledakannya juga biasa aja. emang apa yang bisa dibanggain dari adegan ledakan di ending cerita itu? belum lagi gembor-gembor bagian visual efek kalo adegan tembak-tembakan terlihat nyata. kayaknya itu aja yang gue tangkep dan memperlihatkan hasil kalo film ini dibesut oleh tangan tangan orang asing. selebihnya, bisa dilihat di ftv-ftv laga indosiar.

di film ini juga terlalu banyak scene-scene nggak penting yang harusnya dibuang. bahkan nggak dimasukin pun sebenarnya nggak masalah. belum lagi terlalu banyak dialog. bikin gue ngantuk. tapi entah kenapa gue nggak bisa tidur, karena gue penasaran mau dibawa kemana film ini.

cuman satu yang bikin hati gue bergetar ketika nonton film ini. ya, ketika scene-scene dimana lagu-lagu nasional dijadikan backsound. sumpah, merinding banget. jadi kangen sama masa-masa gue jadi anak sekolah dulu yang upcara pagi-pagi di hari senin.

at least, bukan film sampah. tapi mudah terlupakan…