Menebus Impian [2010]

film besutan hanung bramantyo yang mengangkat tema nggak lazim tentang multilevel marketing ini hadir meramaikan jagad layar perak indonesia. terinspirasi berdasarkan kisah nyata yang dialami temannya, hanung mengandeng titien wattimena, menuliskan sebuah kisah drama yang kuat dan mengharu biru.

dibintangi acha septriasa sebagai nur yang karakternya dapat membuat kita iba, bahagia, cemas dan ikut tersenyum dalam rentang waktu durasi 120 menit. fedi nuril sebagai dian, sosok wise yang banyak mengajarkan tentang arti mimpi untuk hidup lebih baik dan ayu diah pasha sebagai sekar, ibu nur, seorang buruh cuci yang menderita tumor.

awalnya gue pesimis tentang film ini. pertama karena plot yang biasa aja dan cenderung mudah ditebak. kedua, karena poster yang ya gitu deh… ketiga, karena acha septriasa. to be honest, gue bosen sama ni cewek karena di tiap filmnya: love, heart, in the name of love, love is cinta and so on selalu aja nggak pernah nggak kebagian scene untuk mewek. coz, kalo mewek mukanya jadi jelek banget. hehe… peace acha. kenyataan emang kadangkala menyakitkan.

tapi keraguan gue itu terbayar lunas dengan semua yang disajikan film ini. cerita yang begitu kuat dan makin masuk ke dalam makin seru. totalitas akting acha yang paling menonjol. dengan fedi nuril dan ayu diah pasha sebagai pelengkap porsi. serta beberapa peran pambantu yang bermain secara pas. yah, meski ada adegan mewek-mewek a la film bollywood di bawah hujan tapi it’s okay lah. karena saat ngelihat scene itu gue dibikin speechlees. dan yang paling gue inget adalah dialognya.

setting: pinggir rel kereta api, dibawah guyuran hujan.

nur: (sambil menangis, nur menendang dan mendorong dian) pergi nggak? pergi!

dian: ok, ok, ok. itu yang terakhir.

nur: pergi dian….

dian: dari awal kita ketemu, kamu selalu nyuruh aku pergi. pernah aku nurut? pernah aku nurut, nur?!?! kamu yang selalu pergi duluan!

jeda…

nur: (masih menangis) jangan pergi dian!

dian: (menggeleng dan memeluk nur)

nur: jangan pernah tinggalin aku sendirian…

entah kenapa saat itu hati gue serasa ditohok. ya, manusia emang nggak bisa hidup sendiri. entah disaat susah atau senang. jadi esensi yang disampein filmnya ngena banget ke gue.

meski endingnya mudah ketebak. film ini adalah film yang bener-bener bisa mengaduk-aduk emosi. karena dalam durasi dua jam kita bisa dibikin lega setelah sosok nur berhasil menyelesaikan masalahnya. tapi beberapa menit kemudian dibikin senewen ketika masalah lain ternyata masih membayang dibelakang sampe nur bener-bener hopeless. disini gue jadi mikir film ini real banget. kayak kehidupan disekitar kita gitu deh. ya meski ada gejenya juga sih tapi tertutupi lah dengan jalinan cerita yang asyik.

gue saranin elo nonton film ini. bukan film dengan cerita sebaik fiksi ato laskar pelangi. namun film ini mampu membuka mata kita tentang arti sebuah mimpi dalam kehidupan seseorang dan bagaimana cara meraihnya.

celotehan memorable saking aneh dan lucu saat nur pengen kerja di warnet:

nur: eh, gue hari ini mau bantu-bantu dong, ngapain kek. gue pengen deh, ini, bantu-bantuin, bener-benerin posisi mouse gitu..